Nama : Rachmawati Sah
Npm : 25211715
Kelas : 1EB04
STRATEGI
PEMBANGUNAN DENGAN PEMERATAAN
STRATEGI PEMBANGUNAN
Merupakan
suatu bentuk cara untuk mencapai Visi dan Misi dalam bentuk strategi. Dalam
sebuah organisasi (pemerintah) diperlukan kinerja yg baik untuk mengalami kesuksesan atau
mengalami kegagalan dari suatu misi organisasi pemerintah. Untuk mencapai
tujuan dan misi organisasi secara sinergis dan efisien diperlukan faktor –
faktor keberhasilan. Untuk merumuskan strategi maka dibutuhkan analisis
lingkungan strategis.
Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan
pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan fundamental dalam
struktur ekonomi suatu negara dan pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu
negara.
Pembangunan ekonomi
tak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic growth);
pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan
ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi.
Yang dimaksud
dengan pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu
perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan Pendapatan Nasional Suatu
negara dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila terjadi peningkatan GNP riil di negara
tersebut. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan
pembangunan ekonomi.
Perbedaan antara
keduanya adalah pertumbuhan ekonomi keberhasilannya lebih bersifat kuantitatif,
yaitu adanya kenaikan dalam standar pendapatan dan tingkat output produksi yang
dihasilkan, sedangkan pembangunan ekonomi lebih bersifat kualitatif, bukan
hanya pertambahan produksi, tetapi juga terdapat perubahan-perubahan dalam
struktur produksi dan alokasi input pada berbagai sektor perekonomian seperti
dalam lembaga, pengetahuan, sosial
dan teknik.
Selanjutnya
pembangunan ekonomi diartikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan
perkapita penduduk meningkat dalam jangka panjang. Di sini terdapat tiga elemen
penting yang berkaitan dengan pembangunan ekonomi.
·
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan
strategi pembangunan ekonomi
Pada prinsipnya , pemilihan strategi apa yang akan digunakandala proses
pembangunan sangat dipengaruhi oleh pertanyaan ‘apa tujuan yang akan dicapai…?’
Jika tujuan yang hendak dicapai adalah menciptakan masyarakat yang menjadi,
maka strategi ketergantungan-lah yang mungkin akan dipakai. Jika tujuan yang
ingin dicapai adalah pemerataan pembangunan, maka strategi yang berwawasan ruang-lah
yang akan dipergunakan.
STRATEGI PEMBANGUNAN
*Strategi Pertumbuhan*
STRATEGI
UPAYA MINIMUM KRITIS (CRITICAL MINIMUM EFFORT)
Menaikkan pendapatan perkapita pd tingkat
pembangunan berkesinambungan (SUSTAINABLE) : terjadi laju pertumbuhan penduduk (HARVEY LEIBSTEIN).
Setiap ekonomi tergantung HAMBATAN &
RANGSANGAN.
Hambatan : menurunkan
pendapatan perkapita dari tingkat
sebelumnya.
Rangsangan : menaikkan
pendapatan perkapita.
PERTUMBUHAN
PENDUDUK FUNGSI DARI PENDAPATAN PERKAPITA
Pendapatan naik, meningkatkan laju
pertumbuhan penduduk. Hanya pada titik tertentu, jika melampaui titik tersebut
kenaikan pendapatan perkapita menurunkan tingkat kesuburan. Dan ketika
pembangunan mencapai tahap maju, maka laju pertumbuhan penduduk turun (LEIBSTEIN).
Dengan kenaikan pendapatan perkapita,
keinginan memperoleh anak semakin berkurang. Spesialisasi meningkat dan
Mobilitas ekonomi & sosial : kenyataan mengurus anak sangat sulit dan
mahal. Maka laju pertumbuhan penduduk KONSTAN dan menurun (TESIS KAPILARITAS SOSIAL DUMONT).
Faktor-faktor mempengaruhi pertumbuhan
pendapatan perkapita dari pelaksanaan Upaya Minimum Kritis :
1.Skala disekonomis internal
2.Skala disekonomis external
AGEN PERTUMBUHAN
1. Pengusaha
2. Investor
3. Penabung
4. Inovator
Kegiatan tersebut membantu
pertumbuhan sehingga memunculkan :
1. Kewiraswastaan.
2. Peningkatan
sumber pengetahuan.
3. Pengembangan
keterampilan produktif masyarakat.
4. Peningkatan laju
tabungan dan investasi.
*Strategi Ketergantungan *
Tidak
sempurnanya konsep strategi pertama dan strategi kedua mendorong para ahli
ekonomi mencari alternatif lain, sehingga pada tahun 1965 muncul strategi
pembangunan dengan nama strategi ketergantungan. Inti dari konsep
ketergantungan adalah:
Kemiskinan
di negara-negara berkembang lebih disebabkan karena adanya ketergantungan
negara tersebut dari pihak/negara lainnya. Oleh karena itu jika suatu negara
ingin bebas dari kemiskinan dan keterbelakangan ekonomi, negara tersebut harus
mengarahkan upaya pembangunan ekonominya pada usaha melepaskan diri dari
ketergantungan dari pihak lain
Teori
ketergantungan tersebut memang cukup relevan, namun sayangnya telah menjadi
semacam dalih terhadap kenyataan dari kurangnya usaha untuk membangun
masyarakat sendiri (selfdevelopment). Sebab selalu akan gempang sekali bagi
kita untuk menumpahkan semua kesalahan pihak luar yang memeras, sementara
pemerasan yang terjadi di dalam lingkungan masyarakat kita sendiri dibiarkan
saja.
*Strategi Yang Berwawasan Ruang*
Strategi
ini dikemukakan oleh Myrdall dan Hirrschman, yang mengemukakan sebab-sebab
kurangn mampunya daerah miskin berkembang secepat daerah yang lebih maju/kaya.
Menurut mereka kurang mampunya daerah miskin berkembang secepat daerah kaya
atau maju dikarenakan kemampuan/pengaruh menyebar dari kaya ke miskin (spread
effects) lebih kecil daripada terjadinya aliran sumber daya dari daerah miskin
ke daerah kaya (back-wash effect). Perbedaan pandangan kedua tokoh tersebut
adalah, bahwa Myrdall tidak percaya bahwa keseimbangan daerah kaya dan miskin
akan tercapai, sedangkan Hirschman percaya, sekalipun baru akan tercapai dalam
jangka panjang.
*Strategi Pendekatan Kebutuhan Pokok*
Sasaran
dari strategi ini adalah menanggulangi kemiskinan secara massal. Strategi ini
selanjutnya dikembangkan oleh Organisasi Perburuhan Indonesia Sedunia (ILO)
pada tahun 1975), dengan menekankan bahwa kebutuhan pokok manusia idak mungkin
dapat dipenuhi jika pendapatan masih rendah akibat kemiskinan yang bersumber
pada pengganguran. Oleh karena itu sebaiknya usaha-usaha diarahkan pada
penciptaan lapangan kerja, peningkatan pemenuhan kebutuhan pokok, dan
sejenisnya.
·
Perencanaan pembangunan
Perencanaan
pembangunan sendiri adalah upaya untuk mengantisipasi ketidakseimbangan yang
terjadi yang bersifat akumulatif, atau sebagai peran arahan bagi proses
pembangunan untuk berjalan menuju tujuan yang ingin dicapai sebagai tolak ukur
keberhasilan proses pembangunan.
Ciri perencanaan pembangunan :
a)
Berisi
upaya untuk mencapai perkembangan ekonomi
b)
Meningkatnya
pendapatan perkapita
c)
Merubah
struktur ekonomi
d)
Meningkatnya
kesempatan kerja bagi masyarakat.
·
Teori Strategi Pembangunan
Strategi Penataan Kembali Indonesia yang
diarahkan untuk menyelamatkan system ketatanegaraan Republik Indonesia
berdasarkan semangat, jiwa, nilai, dan consensus dasar yang melandasi berdirinya
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang meliputi Pancasila; Undang-Undang Dasar
1945 (terutama Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945) ; tetap tegaknya Negara
Kesatuan Republik Indonesia, dan tetap berkembangnya pluralisme dan keberagaman
dengan prinsip Bhineka Tunggal Ika.
Strategi Pembangunan Indonesia yang
diarahkan untuk membangun Indonesia disegala bidang yang merupakan perwujudan
dari amanat yang tertera jelas dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
terutama dalam pemenuhan hak dasar rakyat dan penciptaan landasan pembangunan
yang kokoh.
Strategi Pembangunan Indonesia paradigma
Pembangunan untuk semua dalam konteks Indonesia, kata SBY, hanya dapat
dilakukan dengan menerapkan enam strategi dasar pembangunan.
− menerapkan strategi
pembangunan yang inklusif, yang menjamin pemerataan dan keadilan, serta mampu
menghormati dan menjaga keberagaman rakyat Indonesia.
“Dalam kerangka pembangunan yang inklusif ini, pemerintah telah menjalankan berbagai macam kebijakan. Di antaranya Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri,” ujarnya.
“Dalam kerangka pembangunan yang inklusif ini, pemerintah telah menjalankan berbagai macam kebijakan. Di antaranya Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri,” ujarnya.
−
pembangunan Indonesia haruslah berdimensi kewilayahan.
− menciptakan integrasi ekonomi
nasional dalam era globalisasi.
− pengembangan
ekonomi lokal di setiap daerah, guna membangun ekonomi domestik yang kuat
secara nasional.
− keserasian antara
pertumbuhan dan pemerataan, atau Growth with Equity. Oleh sebab itu,
pemerintah menerapkan Program Keluarga Harapan (PKH), , BLT, Jamkesmas, BOS,
dan Kredit Usaha Kecil (KUR). “Strategi demikian juga merupakan koreksi atas
kebijakan pembangunan terdahulu, yang dikenal dengan trickle down effect,”
ujarnya.
− Adapun
strategi yang terakhir adalah pembangunan yang menitik-beratkan pada kemajuan
kualitas manusianya. Manusia Indonesia bukan sekedar obyek pembangunan,
melainkan justru subyek pembangunan. Sumber daya manusia menjadi aktor dan
sekaligus fokus tujuan pembangunan, sehingga dapat dibangun kualitas kehidupan
manusia Indonesia yang makin baik
Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi
pembangunan
-
tingkat
pertumbuhan ekonomi yang rendah,
-
akumulasi
kapital yang rendah,
-
tingkat
pendapatan pada kapital yang rendah, serta
-
masalah
ekonomi yang berat ke sektor tradisional yang kurang berkembang.
Ada beberapa karakteristik perkembangan
ekonomi modern yang ditinjau dari interrelasi, yaitu:
- Tingginya
tingkat pengeluaran perkapita dengan meningkatnya produktifitas tenaga kerja
yang cepat
- Tingginya
tingkat penghasilan perkapita yang dapat mengubah tingginya tingkat konsumsi
perkapita
- Teknologi
yang maju guna merubah structural skala produk dan karakteristik unit usaha
ekonomi yang dicapai.